Di tengah derasnya arus modernisasi, satu hal tetap hidup di Desa Tanjungsari, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung, tetap menyambut bulan Suro dan tahun baru Islam 1 Muharam. tepat pada waktu magrib di perempatan Desa Tanjungsari. Tradisi ini menjadi salah satu wujud pelestarian budaya Jawa sekaligus sarana warga untuk bersyukur dan memanjatkan doa keselamatan bagi diri sendiri, keluarga, serta seluruh masyarakat desa.
Acara yang berlangsung pada Selasa malam, 3 Juni 2025 ini diawali dengan kumandang adzan magrib dan dilanjutkan dengan shalat berjamaah di masjid terdekat. Setelah itu, warga berbondong-bondong menuju perempatan desa sambil membawa berbagai macam tumpeng, sebagai bentuk sedekah bumi.
Sesampainya di perempatan, Bibit Santoso salaku sesepuh desa memimpin doa bersama dengan membaca tahlil, istighotsah, dan ditutup doa oleh sesepuh Desa Tanjungsari. Mahasiswa KKN Desa Tanjungsari 2025 ikut serta menyambut dan melakukan doa bersama dalam rangka perayaan tradisi malam suro tersebut. dengan mengenakan pakaian batik tradisional Jawa.
Balap Santoso salaku Kepala Desa Tanjungsari, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa tradisi malam 1 Suro ini sudah dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat desa. Selain sebagai bentuk pelestarian budaya, kegiatan ini juga menjadi momentum bagi warga untuk mempererat silaturahmi dan meningkatkan rasa persaudaraan antar warga.
“Tradisi ini bukan hanya seremoni, tetapi juga doa bersama agar kita semua diberikan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan di tahun baru Hijriah ini. Semoga Allah SWT meridhoi segala ikhtiar kita,” ujar beliau.
Setelah doa bersama, acara dilanjutkan dengan makan tumpeng dan secara bersama-sama. Warga saling berbagi hidangan dan menikmati kebersamaan hingga malam hari. Tak jarang pula para warga mengadakan pentas kecil dengan menampilkan jemblung New Sekarsari atau musik islami sebagai hiburan.
Penulis : devisi agama & sosial budaya kkn desa Tanjungsari 2025
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan